Hal Ini Hanya Dirasakan Wanita Saat Dimabuk Asmara

 

Tentang jodoh, terlebih seorang wanita jangan sibuk-sibuk mencarinya dan jangan sibuk-sibuk mengejarnya, karena jodoh tidak perlu dicari sebab yang terpenting kamu selalu berusaha memantaskan diri.

 

Jadikan dirimu sosok yang pantas untuk dia yang kamu sebut jodoh, bila memang kamu menginginkan yang baik maka bila kamu telah baik pasti akan Allah persembahkan kepadamu yang baik pula.

Fokus Pada Perbaikan Dirimu, Masalah Jodoh Nanti Allah yang Akan Hantarkan Kepadamu

Karenanya, untuk sekarang ini fokus saja pada perbaikan dirimu, jangan terus-terusan memikirkan dia yang belum juga datang, biarkan waktu yang membawamu pada pertemuan yang selama ini kamu tunggu.

Dan sungguh tidak ada gunanya murung terus soal jodoh, karena masalah jodoh Allah yang nantinya akan menghantarkan kepadamu di masa yang telah benar-benar pas.

Sibuk Memantaskan Diri Saja Dulu, Karena Bila Telah Pantas Maka yang Pantas Akan Allah Haturkan Kepadamu

Kamu sibukin memantaskan diri saja dulu, karena bila memang kamu telah pantas maka akan Allah haturkan kepadamu seseorang yang juga pantas untuk melengkapi hidupmu.

Jadikan dirimu baik dulu, hiasi dirimu dengan ragam kebaikan, jangan terpedaya untuk memikirkan sesuatu yang sejatinya bukan urusanmu.

Jodohmu urusan Allah, dan tugasmu saat ini adalah terus mantapkan ikhtiarmu dalam menjemput dia yang kamu harapkan baik.

Jangan Melulu Bertanya Kapan Ia Datang, Karena yang Harus Kamu Lakukan Hanyalah Menunggu dan Terus Jadikan Dirimu Berarti

Ingat, jangan melulu bertanya kapan ia akan datang, jangan selalu bertanya kapan pertemuan itu nyata, karena yang harus kamu lakukan hanyalah menunggu saja, dan terus jadikan dirimu sosok yang benar pantas dimiliki oleh dia yang kamu ingini baik.

Karena sampai kapanpun jodoh tidak akan tertukar, yang Allah catat menjadi penyempurnamu akan datang kepadamu tepat pada waktunya dan tidak mungkin terlambat.

Allah Tidak Akan Pernah Ingkar Janji Terhadapmu, Maka Fokus Saja Menjadikan Dirimu Lebih Baik

Allah tidak akan pernah ingkar janji terhadapmu, Allah tidak akan pernah mengabaikan usahamu dalam memperbaiki diri, Allah akan selalu melihat besarnya rasa sabarmu, maka selama apapun menunggu fokus saja menjadikan dirimu lebih baik.

Jangan bebani pikiran dengan khayalan atau pertanyaan yang hanya akan membuatmu frustasi, lalu bagaimana dengan pertanyaan orang lain? biarkan dia mempertanyakannya, cukup kamu tahu saja bahwa jodohmu ada dan sedang Allah jaga.

Waktu yang Kamu Nanti Telah Allah Tetapkan, Tinggal Kamu Menjemputnya Dengan Ikhtiar yang Tiada Henti

Sungguh waktu yang kamu nanti telah Allah tetapkan, perteuuang yang kamu pinta telah Allah siapkan, dan dia yang kamu semogakan telah Allah ada, tinggal kamu menjemputnya dengan ikhtiar yang tiada henti.

Jangan merasa takut, jangan merasa getir, dan jangan patah semangat, yakini saja bahwa waktu terbaik dan dia yang Allah jaga dengan baik telah menujumu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tengok di lingkungan sekitar kita entah itu teman dan saudara saya yang jarang sholat apalagi zikir dan tanpa
 
 
 

 
 
 
 amalan-amalan tertentu, bisa kaya dan makmur hidupnya. malah yang sering sholat dan zikir hidupnya biasa-biasa saja.

Yang rajin sholat malah susah dan miskin

Yang tidak pernah solat malah kaya raya

Seharusnya kalau muslim menyandarkan kepada yang Maha Besar, pencipta langit dan bumi seharusnya tidak seperti itu.
Ketahuilah Sahabatku Bahwa Itu Semua Adalah Istidraj


Bisa jadi ada yang mendapatkan limpahan rezeki namun ia adalah orang yang gemar maksiat. Ia tempuh jalan kesyirikan –lewat ritual pesugihan- misalnya, dan benar ia cepat kaya.

Ketahuilah bahwa mendapatkan limpahan kekayaan seperti itu bukanlah suatu tanda kemuliaan, namun itu adalah istidraj.


Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَاذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).

Allah Ta’ala berfirman,

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُواأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 141) disebutkan, “Ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, Allah buka pada mereka segala pintu nikmat sebagai bentuk istidraj pada mereka.

Sampai mereka berbangga akan hal itu dengan sombongnya. Kemudian kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Lantas mereka pun terdiam dari segala kebaikan.”

Syaikh As Sa’di menyatakan, “Ketika mereka melupakan peringatan Allah yang diberikan pada mereka, maka dibukakanlah berbagi pintu dunia dan kelezatannya, mereka pun lalai. Sampai mereka bergembira dengan apa yang diberikan pada mereka, akhirnya Allah menyiksa mereka dengan tiba-tiba. Mereka pun berputus asa dari berbagai kebaikan. Seperti itu lebih berat siksanya. Mereka terbuai, lalai, dan tenang dengan keadaan dunia mereka. Namun itu sebenarnya lebih berat hukumannya dan jadi musibah yang besar.” (Tafsir As Sa’di, hal. 260).

Kesimpulannya adalah, banyak muslim yang tidak sepenuhnya muslim, maksudnya tidak sepenuhnya menyerahkan diri kepada Kekuatan dan Ilmu-Nya, dan lebih menuhankan rasio akal pikirannya. Mereka lebih percaya kecerdasannya dari pada kecerdasan Tuhan Sang Pemurah. Tapi itu bukanlah anda..

Contoh: Sedekah ilmu kaya, itu Janji Tuhan. Dan kita ternyata sulit sekali percaya Ilmu Tuhan tentang sedekah. Tawakal dan adalah sarana mendapatkan rezeki tak terduga.

Dan kita masih seringkali kalah sebelum tawakal. Sabar dan sholat adalah penolong. Dan kita lebih banyak meminta tolong kepada mahluk. Dan masih banyak sekali yang lainnya.

Jikalau banyak muslim yang benar-benar muslim saya sangat yakin sekali bahwa islam akan jaya.

Tetapi marilah sejenak lupakan antara muslim miskin dan nonmuslim yang kaya raya. Sejenak renungkan bahwa kaya dan miskin tetaplah ujian.

Kaya dan miskin adalah ukuran dunia saja sementara kalau kita membicarakan akherat bukan melulu kaya dan miskin secara materi semata namun lebih kepada kaya hatinya.

Bagi muslim yang ingin kaya maka berusahalah sebagaimana non muslim yang bekerja dan berusaha keras untuk merubah nasib.

Bedanya non muslim lebih mentuhankan kecerdasan sendiri, sedangkan muslim seharusnya tidak demikian. Ia tetaplah berusaha keras dengan bekerja sebaik mungkin kemudian percaya akan kuasa Tuhan Yang Pemurah.

Syukurilah apa yang saat ini menjadi rizkimu tanpa harus iri dengan kenikmatan orang lain percayalah allah sudah menyiapkan yang terbaik  untuk hambanya yang rajin menyiapkan untuk di akhirat nanti.

Sumber: mediandaterkini.blogspot.co.id

Komentar